Minggu, 03 Maret 2019

[Review Goodbye Days – Jeff Zentner] Merengkuh Kehilangan Sebagai Bagian yang Tak Menyakitkan.


Review Goodbye Days – Jeff Zentner
Merengkuh Kehilangan Sebagai Bagian yang Tak Menyakitkan.


Judul: Goodbye Days
Penulis: Jeff Zentner
Penerjemah: Yudith Listiandri
Pemeriksa Bahasa: Brigida Ruri
Penyunting: Herliana Isdianti, Mery Riansyah
Penyelaras Aksara: Abduraafi Andrian
Ilustrasi Sampul: Herniyani (animaji)
Penata Sampul: @teguhra
Penerbit: Spring
Cetakan: ke-1, Desember 2018
Jumlah: 436 halaman
ISBN: 978-6026682-32-1

[BLURB]

Sebelumnya, Carver memiliki segalanya: tiga sahabat, keluarga yang sportif, dan reputasi sebagai penulis berbakat di sekolahnya.

Hari berikutnya, gara-gara pesan singkat yang dia kirimkan, dia kehilangan ketiga sahabatnya dalam suatu tabrakan.

Sejak peristiwa itu, Carver tidak bisa berhenti menyalahkan diri, dan dia tidak sendirian. Saudari kembar salah satu sahabatnya membencinya. Ayah sahabatnya yang lain, seorang hakim, ingin menuntutnya.

Semua itu hanya karena satu pesan singkat.

Akankah dia berhasil menghadapi rasa kehilangannya? Bisalakah dia memaafkan diri sendiri dan menghadapi keluarga-keluarga sahabatnya? Atau... akankah dia dipenjara atas perbuatannya?

****

Carver masih diliputi kesedihan setelah kehilangan ketiga sahabatnya, Blake Lloyd, Eli Bauer, dan Mars Edwards (kini hanya dia yang tersisa dari Sauce Crew), ketika perasaan lain ikut menghantui hidupnya. Ketakutan yang perlahan terbangun saat menghadapi sikap permusuhan Adair (saudari kembar Eli) atau usaha Ayah Mars untuk membuatnya dituntut. Belum lagi rasa bersalah yang melanda karena mungkin dialah penyebab rangkaian tragedi nahas itu, ditambah kemungkinan dia mengambil apa yang harusnya menjadi milik sahabatnya.

Bisa dikatakan, cerita ini menggambarkan hari-hari yang harus Carver hadapi setelah mengirimkan pesan singkat yang harusnya merupakan hal remeh sebagaimana rutinitas umum pada remaja seusianya. Di mana kalian? Balas pesanku. Yang tak pernah Carver bayangkan akan merenggut sumber kebahagiannya.

Ketika memaafkan diri sendiri menjadi hal yang begitu sulit, ia mulai mengalami serangan panik dan membutuhkan pertolongan ahli untuk mengatasinya. Dan di sinilah, peran orang-orang tercinta diperlihatkan secara manusiawi, dalam segi baik-buruknya.



Ketertarikanku membaca novel ini tak lain dari premis cerita yang menarik begitu kubaca blurbnya. Akan tetapi, alasanku menyelesaikannya lebih karena aku membutuhkannya. Aku butuh formulanya untuk mengatasi kesedihan, rasa takut, dan rasa bersalah. Meski dalam situasi yang berbeda, aku terus mengidentifikasi diri sebagai tokoh-tokoh dalam cerita. Membuatku perlu waktu lebih lama untuk menyelesaikannya. Ya, kuakui tak mudah membaca cerita pilu ketika luka lain meminta perhatianmu. Namun, kurasa semua itu terbalaskan oleh sekantong penuh pesan dan cara pandang positif yang ditawarkan.


Kalau ada kutipan yang bisa menggambarkan cerita Goodbye Days, maka dengan senang hati kupilih yang satu ini:

Ini bukan masalah membersihkan dirimu dari perasaan apa pun, tapi justru merangkul semua perasaan itu dan hidup dengan mereka. Menjadikan mereka bagian dari dirimu yang tidak terlalu menyakitkan. Hlm 275.

Rasa kehilangan digambarkan penulis dengan beragam cara yang bertumpuk dalam satu cerita yang kaya emosi. Memberikan sensasi intim akan banyak kemungkinan yang bisa kautemui untuk menghadapi hari setelah episode kehilangan. Meski dilimpahkan pada satu tokoh untuk membawakan rangkuman kisah, tapi penulis dengan sukses membangun banyak situasi dan nuansa yang saling berseberangan. Bahkan dengan mengambil sudut pandang Carver secara khusus, rasa kematian itu semakin berwarna apalagi dibantu oleh interaksinya dengan para keluarga korban dan sesekali flashback masa kehidupannya yang masih normal bersama Sauce Crew, membuat kita (pembaca) lebih mudah menyelami kehidupan dan karakter para tokohnya.

Tokoh-tokoh yang kurasa sangat hidup. Dan kalau aku jadi salah satu karakter di sini, mungkin aku pilih Blake. Dia tidak pernah mengasihani diri sendiri atas apa yang diberikan hidup kepadanya.

Kalau boleh jujur, sebenarnya masih banyak tokoh lain yang punya kehidupan jauh lebih layak, tapi dalam beberapa aspek aku sangat respek dengan tokoh yang lebih mementingkan senyum dibanding harga diri itu.


Sedangkan untuk kisah atau adegan terbaik, semuanya bersaing secara ketat. Aku tak bisa memilih salah satunya karena secara garis besar aku sangat menikmati ide tentang ‘hari perpisahan’ di sini yang sangat tepat dijadikan judul. Apa yang dilakukan untuk ‘hari perpisahan’ dalam cerita sangat menggoda untuk kulakukan. Bahkan ketika aku menulis review ini, aku telah mempertimbangkan beberapa hal dan bertanya-tanya mana yang lebih dulu ingin kulakukan. Impresi yang ditimbulkan terlampau nyata untuk kuanggap mustahil/berlebihan.

Baik untuk pecinta alur cepat atau lambat, kurasa buku ini tetap cocok untuk dibaca kedua tipe pace tadi. Begitu pula untuk pecinta cerita gloomy maupun bukan (efek selipan dunia seni yang jadi background tokoh utamanya). Sensasinya hampir mirip ketika membaca 13 Reason Why, tapi untuk bagian nuansa/emosi, bukan muatan/gaya berceritanya.

Gaya bahasanya sendiri cukup nyaman dengan banyak kalimat yang quotable dan penuh pesan, apalagi beberapa sarkasme yang akhirnya terkesan sebagai humor yang cerdas. Bagian kesukaanku ketika membaca karya terjemahan.  Yang baru berkenalan dengan novel terjemahan juga tak perlu khawatir karena kujamin terjemahan Spring selalu mudah dipahami + dinikmati. Over all, buku ini sangat kurekomendasikan untuk kamu yang ingin mengatasi kehilangan ataupun kamu yang ingin belajar memahaminya.


Blogtour & Giveaway

Buat kalian yang masih penasaran hal menarik apa aja yang bisa ditemui dalam Goodbye Days, pantau terus rangkaian blogtournya ya. Bakal ada juga kuis final blogtour di Fb Penerbit Spring berhadiah satu novel ini loh. Check it out!





2 komentar:

  1. Kebetulan sekali karakter craver sama persis sama seseorang, jadi pengen baca dan tahu gimana jadi Carver dan gimana caranya Carver menghadapi rasa bersalahnya sendiri.

    BalasHapus
  2. Semoga bisa lekas baca buku ini ;)

    BalasHapus