Review Goodbye Days –
Jeff Zentner
Merengkuh Kehilangan
Sebagai Bagian yang Tak Menyakitkan.
Judul: Goodbye Days
Penulis: Jeff
Zentner
Penerjemah: Yudith
Listiandri
Pemeriksa Bahasa:
Brigida Ruri
Penyunting: Herliana
Isdianti, Mery Riansyah
Penyelaras Aksara:
Abduraafi Andrian
Ilustrasi Sampul:
Herniyani (animaji)
Penata Sampul:
@teguhra
Penerbit: Spring
Cetakan: ke-1, Desember
2018
Jumlah: 436 halaman
ISBN:
978-6026682-32-1
[BLURB]
Sebelumnya, Carver
memiliki segalanya: tiga sahabat, keluarga yang sportif, dan reputasi sebagai
penulis berbakat di sekolahnya.
Hari berikutnya,
gara-gara pesan singkat yang dia kirimkan, dia kehilangan ketiga sahabatnya
dalam suatu tabrakan.
Sejak peristiwa itu,
Carver tidak bisa berhenti menyalahkan diri, dan dia tidak sendirian. Saudari kembar
salah satu sahabatnya membencinya. Ayah sahabatnya yang lain, seorang hakim,
ingin menuntutnya.
Semua itu hanya
karena satu pesan singkat.
Akankah dia berhasil
menghadapi rasa kehilangannya? Bisalakah dia memaafkan diri sendiri dan menghadapi
keluarga-keluarga sahabatnya? Atau... akankah dia dipenjara atas perbuatannya?
****
Carver masih
diliputi kesedihan setelah kehilangan ketiga sahabatnya, Blake Lloyd, Eli
Bauer, dan Mars Edwards (kini hanya dia yang tersisa dari Sauce Crew), ketika
perasaan lain ikut menghantui hidupnya. Ketakutan yang perlahan terbangun saat menghadapi
sikap permusuhan Adair (saudari kembar Eli) atau usaha Ayah Mars untuk
membuatnya dituntut. Belum lagi rasa bersalah yang melanda karena mungkin
dialah penyebab rangkaian tragedi nahas itu, ditambah kemungkinan dia mengambil
apa yang harusnya menjadi milik sahabatnya.
Bisa dikatakan,
cerita ini menggambarkan hari-hari yang harus Carver hadapi setelah mengirimkan
pesan singkat yang harusnya merupakan hal remeh sebagaimana rutinitas umum pada
remaja seusianya. Di mana kalian? Balas pesanku.
Yang tak pernah Carver bayangkan akan merenggut sumber kebahagiannya.
Ketika memaafkan
diri sendiri menjadi hal yang begitu sulit, ia mulai mengalami serangan panik
dan membutuhkan pertolongan ahli untuk mengatasinya. Dan di sinilah, peran
orang-orang tercinta diperlihatkan secara manusiawi, dalam segi baik-buruknya.
Ketertarikanku
membaca novel ini tak lain dari premis cerita yang menarik begitu kubaca
blurbnya. Akan tetapi, alasanku menyelesaikannya lebih karena aku
membutuhkannya. Aku butuh formulanya untuk mengatasi kesedihan, rasa takut, dan
rasa bersalah. Meski dalam situasi yang berbeda, aku terus mengidentifikasi
diri sebagai tokoh-tokoh dalam cerita. Membuatku perlu waktu lebih lama untuk
menyelesaikannya. Ya, kuakui tak mudah membaca cerita pilu ketika luka lain
meminta perhatianmu. Namun, kurasa semua itu terbalaskan oleh sekantong penuh
pesan dan cara pandang positif yang ditawarkan.
Kalau ada kutipan
yang bisa menggambarkan cerita Goodbye Days, maka dengan senang hati kupilih
yang satu ini:
Ini bukan masalah membersihkan dirimu dari perasaan
apa pun, tapi justru merangkul semua perasaan itu dan hidup dengan mereka. Menjadikan
mereka bagian dari dirimu yang tidak terlalu menyakitkan. Hlm 275.
Rasa kehilangan
digambarkan penulis dengan beragam cara yang bertumpuk dalam satu cerita yang
kaya emosi. Memberikan sensasi intim akan banyak kemungkinan yang bisa kautemui
untuk menghadapi hari setelah episode kehilangan. Meski dilimpahkan pada satu
tokoh untuk membawakan rangkuman kisah, tapi penulis dengan sukses membangun
banyak situasi dan nuansa yang saling berseberangan. Bahkan dengan mengambil sudut
pandang Carver secara khusus, rasa kematian itu semakin berwarna apalagi dibantu
oleh interaksinya dengan para keluarga korban dan sesekali flashback masa kehidupannya yang masih normal bersama Sauce Crew,
membuat kita (pembaca) lebih mudah menyelami kehidupan dan karakter para
tokohnya.
Tokoh-tokoh yang
kurasa sangat hidup. Dan kalau aku jadi salah satu karakter di sini, mungkin
aku pilih Blake. Dia tidak pernah
mengasihani diri sendiri atas apa yang diberikan hidup kepadanya.
Kalau boleh jujur,
sebenarnya masih banyak tokoh lain yang punya kehidupan jauh lebih layak, tapi
dalam beberapa aspek aku sangat respek dengan tokoh yang lebih mementingkan
senyum dibanding harga diri itu.
Sedangkan untuk
kisah atau adegan terbaik, semuanya bersaing secara ketat. Aku tak bisa memilih
salah satunya karena secara garis besar aku sangat menikmati ide tentang ‘hari perpisahan’
di sini yang sangat tepat dijadikan judul. Apa yang dilakukan untuk ‘hari
perpisahan’ dalam cerita sangat menggoda untuk kulakukan. Bahkan ketika aku menulis
review ini, aku telah mempertimbangkan beberapa hal dan bertanya-tanya mana
yang lebih dulu ingin kulakukan. Impresi yang ditimbulkan terlampau nyata untuk
kuanggap mustahil/berlebihan.
Baik untuk pecinta
alur cepat atau lambat, kurasa buku ini tetap cocok untuk dibaca kedua tipe pace tadi. Begitu pula untuk pecinta
cerita gloomy maupun bukan (efek
selipan dunia seni yang jadi background
tokoh utamanya). Sensasinya hampir mirip ketika membaca 13 Reason Why, tapi
untuk bagian nuansa/emosi, bukan muatan/gaya berceritanya.
Gaya bahasanya
sendiri cukup nyaman dengan banyak kalimat yang quotable dan penuh pesan, apalagi beberapa sarkasme yang akhirnya
terkesan sebagai humor yang cerdas. Bagian kesukaanku ketika membaca karya
terjemahan. Yang baru berkenalan dengan
novel terjemahan juga tak perlu khawatir karena kujamin terjemahan Spring
selalu mudah dipahami + dinikmati. Over
all, buku ini sangat kurekomendasikan untuk kamu yang ingin mengatasi
kehilangan ataupun kamu yang ingin belajar memahaminya.
Buat kalian yang masih penasaran hal menarik apa aja yang bisa ditemui dalam Goodbye Days, pantau terus rangkaian blogtournya ya. Bakal ada juga kuis final blogtour di Fb Penerbit Spring berhadiah satu novel ini loh. Check it out!
Blogtour & Giveaway
Buat kalian yang masih penasaran hal menarik apa aja yang bisa ditemui dalam Goodbye Days, pantau terus rangkaian blogtournya ya. Bakal ada juga kuis final blogtour di Fb Penerbit Spring berhadiah satu novel ini loh. Check it out!
3 Maret: https://x4bidden.blogspot.com/2019/03/review-goodbye-days-jeff-zentner.html
(kalian di sini)
5 Maret: https://runeofstories.wordpress.com/
7 Maret: http://www.ayowaca.com/
9 Maret: http://bacaaninge.blogspot.com/
Kebetulan sekali karakter craver sama persis sama seseorang, jadi pengen baca dan tahu gimana jadi Carver dan gimana caranya Carver menghadapi rasa bersalahnya sendiri.
BalasHapusSemoga bisa lekas baca buku ini ;)
BalasHapus