Blurb
Inka melamar menjadi Liaison
Officer cabang olahraga anggar di Pekan Olahraga Nasional. Tanpa tahu sedikit
pun mengenai olahraga tersebut. Ia tertarik karena job-nya sebagai influencer dan lifestyle blogger sedang sepi. Sebagai mahasiswi nanggung yang
sedang menunggu wisuda, ia merasa tidak pantas jika masih meminta uang kepada
orangtuanya.
Di pagelaran tersebut, Inka bertemu
Rey, atlet anggar dari kontingen yang ia tangani. Saat pelan-pelan Rey yang
tengil membuka diri, Inka merasa hubungan mereka kian dekat. Namun, justru saat
itulah Faris muncul. Cowok yang selalu menghampiri pikiran dan hati Inka selama
dua tahun belakangan itu tiba-tiba saja menyatakan perasaan yang sebenarnya.
Di tengah kehebohan pertandingan
anggar, Inka harus memutuskan siapa yang bisa memenangkan hatinya.
***
Anggar? God! Kenapa aku harus terlibat dengan senjatadari zaman Sebelum Masehi itu? Hlm 10.
Suka sama pilihan karakter Inka sebagai
tokoh utama sekaligus yang mendominasi sudut pandang cerita. Itu membuat
pembaca yang tidak berkecimpung di dunia olahraga pun merasa bisa dekat dengan
ceritanya.
Sosok Inka juga hadir secara unik. Bukan
pada visual nyentrik atau sejenisnya, melainkan bagaimana penulis kadang
menghadirkannya sebagai peran utama, second
lead, bahkan comeo dengan segala perpaduan sifat plus-minusnya. Membuat karakter
tersebut makin realistis.
Aku bukan tipe manja, jelas dong, tapi tetap saja kakiku shock dan histeris karena mendadak jalan kaki terus-menerus bareng atlet. Hlm 265.
Dia wanita yang ceria, strong, dan penuh ‘dedikasi’ (setidaknya
untuk beberapa situasi, hehe) terhadap passion-nya. Nantinya kita akan tahu
bagaimana kesibukan Inka sebagai LO PON untuk pertama kalinya dan kesehariannya
sebagai influencer sekaligus lifestyle blogger yang mana semua itu
menggiringnya untuk berinteraksi dengan atlet tengil bernama Rey.
Suka banget sama interaksi
keduanya! Nggak ada adegan sweet yang
terkesan menye-menye. Romansa keduanya justru lebih banyak yang berujung
kekonyolan. Applause buat pelajaran flirting ala Coach Inka. Selamat menghadapi senjata makan tuan ya Sis, wkwkwk.
Pelajaran kedua, jangan terlalu sering ngerayu. Cowok dingin lebih bikin penasaran tahu. Hlm 55.
Tapi nggak seru kan kalau ngomongin
cinta-cintaan tanpa rival? Nah, supaya makin seru sebagaimana setting cerita yang
berada di tengah-tengah pertandingan, kisah cintanya juga punya bumbu ‘persaingan’
meski tidak bertatap muka secara langsung.
Ada sosok Faris, yang membuat Inka gagal move on dan jadi pakar stalker mantan selama dua tahun
terakhir, serta Kartika, mantan Rey yang canti, berprestasi, baik hati, dan
nyaris sempurna, bikin siapa pun yang sempat menaruh minat ke Rey jadi minder
berat (termasuk aku, hahaha).
Seandainya aku bisa menjalin hubungan lagi, aku tidak mau membagi hati setengah-setengah. Akan kupastikan dulu, perasaanku bisa bermigrasi total. Hlm 118.
Dan yang patut kamu tahu, novel ini
nggak cuma fokus ke romance-nya aja.
Setting pertandingan PON cabang anggar di sini nggak sekadar tempelan. Banyak banget
konflik yang digali dari sana. Favoritku tetep hubungan ‘teman tapi lawan’
antara Rey dan Prabu. Terharu sama perjuangan keduanya.
What are you fighting for? Hlm 180.
Salah satu nuansa yang paling
membekas dari nivel ini. Euforia pertandingan PON cabang anggarnya kerasa
banget terutama menuju final. Rasanya seakan-akan kita ikut terlibat di sana
bersama Inka, Rey, dan kawan-kawan kontingen lainnya. Cara Kak Eva
menggambarkan jalannya pertandingan anggar udah mirip komentator profesional. Sangat
mudah untuk dibayangkan meski banyak istilah anggar yang intens.
Hari ini, terjadi banyak keajaiban. Keajaiban dari landasan. Hlm 224.
Aku juga sangat mengapresiasi
dengan kehadiran EnsikopedINKA, kumpulan catatan suka-suka milik Inka yang
membuatku sedikit banyak memahami aturan dasar anggar tanpa merasa bosan karena
penjelasannya masih sebelas dua belas dengan gaya bercerita Inka yang biasanya.
Mengalir dan menyenangkan.
Untuk kekurangan novel ini, mungkin
aku hanya mengharapkan bagian konflik antara Inka dan Erza sedikit diperdalam
(diberi porsi lebih) lagi. Agak disayangkan gara-gara side story ini, respekku kepada Inka sempat hilang. Habis si Erza
kesannya terlalu bersih dan terlalu menyedihkan jika diperlakukan sedemikian
oleh Inka. Hiks, sebel!
Tapi secara keseluruhan, novel ini
seru buat dibaca! Perkembangan alurnya dipupuk dengan baik dan penulis dengan
lihai menyematkan pemantik-pemantik untuk terus menggiring rasa penasaran
pembaca agar mengikuti ceritanya sampai selesai dan diakhiri dengan ending yang
cukup bikin speechless. Jadi nggak
pingin say sayonara sama novel ini.
Buat kalian yang suka
olahraga/sweet romance, kalian yang ingin tahu serunya PON atau ingin
berkenalan dengan dunia anggar tanpa ingin terintimidasi dengan
keterangan-keterangan rumit dari buku panduan, aku sangat merekomendasikan
cerita ini untuk disambangi.
Terima kasih sudah menyimak sampai
akhir. See you!
Judul: Voice from The Past
Penulis: Eva Sri Rahayu
Penyunting: Christie Putri Wardhani
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Cetakan: ke-1 (2019)
Tebal: 280 hlm.
Harga P. Jawa: Rp79.000,-
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus