Halo!
Belum lama ini aku menonton film horor-thriller yang keren di bioskop pada hari
perdananya tayang di Indonesia. Film itu membuatku ingin terus membahasnya dan rasa
menggebu untuk merekomendasikannya pada orang lain begitu bergemuruh. So, here
we are.
Kusisipkan sinopsis
film yang kuambil dari Cinema XXI:
Ready
or Not adalah kisah seorang pengantin muda (Samara Weaving) ketika ia bergabung
dengan keluarga besar suami barunya (Mark O’Brien) yang kaya dan eksentrik (Henry
Czerny, Andie MacDowell, Adam Brody, Melanie Scrofano) dalam tradisi keluarga
yang berubah menjadi permainan mematikan dengan semua orang berjuang untuk
bertahan hidup.
Penyajian Cerita
Sejak
awal, premis ceritanya sudah sangat memikat sehingga ekspektasiku cukup tinggi.
Dan benar saja, film ini memang mengagumkan! Serasa naik roll coaster tanpa sabuk pengaman. MENDEBARKAN tapi nagih. Kita bisa
ketakutan sekaligus terbahak-bahak di saat yang bersamaan. Beberapa scene juga
menampilkan visualisasi indah (tapi masih pada jalur) yang mana sangat jarang
bisa ditemui dalam genre sejenis. Dengan kata lain, sinematografinya jempolan. Film
17+ ini mengandung unsur gore (dan kata-kata kasar) yang tidak berlebihan sehingga
tidak membuat jijik, itu lebih mendekati realistis. Bahkan perubahan kostum
pemeran utama akibat situasi yang dialaminya disorot dengan amat baik.
Yang
luar biasa, sama sekali tak ada bagian yang membosankan. Penulis dan sutradara
tahu betul menempatkan humor-serius di sela-sela bagian menegangkan dan
mengerikan dengan porsi yang tepat sehingga tidak merusak teror yang dibangun. Sedikit
unsur mistis yang sudah ditabur sejak awal dan menjadi kunci cerita juga hadir
secara halus sehingga eksekusi endingnya memuaskan bagiku (tingkat ketertrimaan
ini mungkin akan berbeda bagi sebagian orang). Aku menyukai film ini
sebagaimana menyukai seri Final Destination (khususnya film pertama sampai
ketiga). Film-film yang demikian membuatku semakin mensyukuri hidupku yang biasa-biasa
saja ini.
Musik
Poin
plus lain yang tidak boleh dilewatkan adalah penataan suara. Selain berhasil
mendukung suasana tiap adegannya hadir secara maksimal, musik yang ikut
mendukung film ini juga hadir secara khas. Salah satu favoritku adalah lagu
yang diputar saat permainan hide and seek
(petak umpet). Itu kok lagu pas banget sama vibe filmnya, lucu tapi ya nyeremin
juga, terutama bagi penonton yang memang sejak awal tahu arahnya ke mana, beda
sama tokoh utamanya yang awalnya masih (kelewat) ‘polos’.
Karakter Favorit
Sekalipun
bolak-balik dari menyukai dan tidak menyukai karakter Daniel, pada akhirnya
jelas karakter ini menjadi yang amat paling kusukai. Dia bukan orang yang
benar-benar baik, tapi dia sadar akan hal itu dan tidak membiarkan dirinya
tetap jadi orang berengsek. Itulah yang membuatnya jadi semakin berharga. Karakter
lain yang kusuka tak lain adalah pasangan suami-istri Fitch dan Charity. Keduanya
rada-rada bikin kesel tapi juga bikin ngakak, terutama si Mbak Charity yang
tingkat kesintingannya minta dibogem. Terakhir tentu saja sang protagonis
Grace. Uh, malang sekali nasib malam pertamamu Mbak, sini dedek peluk. Wkwkwk. Sebenarnya
semua antagonis di sini tidak benar-benar buruk mengingat apa yang mereka
yakini dan perjuangkan (kecuali si pelayan pria yang ingin kuterikkan, “GO TO
HELL!”), tapi tetap saja itu bukan pilihan yang patut dicontoh.
Saat
ini filmnya masih tayang di bioskop, jadi jika kalian tertarik setelah membaca
ulasan ini, sempatkanlah waktu untuk menonton langsung di bioskop dan dapatkan
ketegangan yang lebih memuaskan. Selamat menahan napas dan selamat mengumpat
sepuas-puasnya! Hahahaha.
Oh iya, jika masih ingin bertanya-tanya, silakan tinggalkan komentar. Nanti akan saya jawab dengan senang hati.
Oh iya, jika masih ingin bertanya-tanya, silakan tinggalkan komentar. Nanti akan saya jawab dengan senang hati.
0 komentar:
Posting Komentar