Called Love adalah cerpen yang gue ikut sertain dalam event 'Jatuh Cinta Kepada Sahabat' yang diadain Penerbit Hanami. Jujur, adegan awal di cerpen ini adalah adegan pembuka yang paling gue suka dari semua cerpen yang pernah gue buat sampe sekarang.
Sumber: fb penerbit
Called Love
“Gimana Key? Apa
kamu bersedia?” tanya Ken setelah berhasil membuat tiap mata yang ada di kantin
itu terfokus padanya karena pengakuan cinta yang begitu jantan.
Tiba-tiba
Keyla berdiri kemudian membungkuk dalam-dalam. “Terima kasih atas kejujuranmu,
aku sangat menghargainya. Tapi maaf, saat ini aku belum bisa mencintaimu.”
Bibir Ken
tertarik asimetris membentuk seulas senyum yang menawan. “Baiklah kalau kamu
belum bisa menerimaku. Tapi aku tak akan menyerah sampai kamu mencintaiku.”
Tutup Ken sebelum pergi meninggalkan kantin, menyudahi tontonan romance yang serta-merta membuat
orang-orang yang mengerumuninya kembali melanjutkan aktifitas mereka yang
sempat ditunda.
“Ken nembak kamu?”
Tanya pemuda yang akrab dipanggil Eza itu setelah duduk di samping Keyla dengan
ekspresi datar seakan kurang tertarik dan dibalas anggukan Keyla.
“Wah kurang
kerjaan banget tu anak. Dia tu bodoh atau apa ya? Padahal kamu udah sering
ngasih kode penolakan ke dia, tapi dia masih aja nekad buat nembak kamu.” Imbuh
Edo yang tiba-tiba nimbrung obrolan meraka berdua tanpa merasa bersalah karena
membuat Eza dan Keyla duduk berhimpitan akibat ukuran tubuhnya yang
menghabiskan lebih banyak tempat dibandingkan orang normal.
“Iya, sama
bodohnya kaya kamu yang selalu ngejar-ngejar Mala anak IPA dua itu!” tuduh
Keyla membalikkan kata-kata Edo.
“Rasain tuh
senjata makan tuan!” Seloroh Eza yang ikut terkekeh mendengar kalimat yang
dilontarkan Keyla.
“Yeee, itu sih
beda. Sikap gue itu namanya kegigihan!” Elak Edo tak mau kalah. Keyla dan Eza
saling melempar pandang kemudian terkekeh bersama.
****
Setelah meminjam
buku di perpustakaan untuk tugas bahasa Indonesia, Keyla dan Eza berjalan dalam
diam menuju halte di depan sekolah mereka sebelum akhirnya pekikan Eza memecah
keheningan.
“Aduh! Aku lupa
sesuatu Key, kamu duluan aja ntar aku nyusul!” tanpa menunggu jawaban Keyla,
Eza memutar arah dan melambaikan tangan kanannya sebelum benar-benar berlari
menjauhi Keyla.
“Lagi nunggu bus
ya Key?” tanya Ken yang masih setia duduk di motor CB150R warna merah
kesayangannya ketika melihat Keyla di halte.
“Mending aku
anterin aja dari pada entar kesorean, apalagi udah mendung kaya gini.” Lanjut
Ken berusaha membujuk Keyla.
“Oke deh, tapi
gratis kan?” tanya Keyla sedikit usil.
“Sip!” seru Ken
yang terlihat girang.
****
“Bacanya serius
amat Key?” sapa seseorang yang hanya dibalas seulas senyum oleh Keyla tanpa mau
repot-repot menoleh ke asal suara tersebut.
“Eh udah
ngumpulin hadiah buat moment berbagi di acara puncak ulang tahun sekolah
belum?” tanya suara itu lagi tanpa merasa tersinggung setelah cukup diabaikan.
“Belum, entar
aja.” Ucap Keyla datar. Ketika Keyla membuka lembar selanjutnya, sepotong
kertas mendadak terjun bebas ke lantai.
“Itu apa Key?
Tanya Edo yang lebih dulu menyadari keberadaan kertas itu. Keyla mengedikkan
bahunya sebelum mengambil kertas itu untuk dilihat.
Dear Keyla: Terima
kasih telah hadir dalam hidupku. Terima kasih karena telah menghadirkan debaran
aneh yang sensasinya mengandung candu. Aku tak akan meminta maaf karena
mimiliki rasa kepadamu. Kamu juga tak perlu merasa bersalah atau terganggu. Aku
hanya ingin kamu tahu, ada seseorang yang selalu bahagia melihat senyummu. Dan
ada seseorang yang menjaga hatinya hanya untukmu.
“Wah, kamu dapat
pengagum rahasia. Atau jangan-jangan itu dari Ken, kan dia sendiri yang bilang
kalau dia gak akan nyerah sampai kamu jantuh cinta sama dia.” Terka Edo
mengandai-andai sementara Keyla hanya terdiam menatap kertas itu.
****
“Key! Za! Aku punya kabar gembira nih. Aku
sama Mala bakal jadi MC buat acara diesnatalis
sekolah! Keren kan? Emang kalau jodoh itu gak kemana ya?” Edo senyum-senyum
sendiri membayangkan akan berpasangan dengan Mala di atas panggung sementara
Eza dan Keyla menggelengkan kepala pasrah.
“Gini nih kalau
orang lagi jatuh cinta. Sukanya ngehubung-hubungin apa aja biar imajinasinya
terkesan nyata.” Kata Keyla berkomentar rasional.
“Kamu mah syirik
Key! Makannya cepet jatuh cinta biar tahu gimana rasanya!”
“Emangnya tahu
dari mana kalau aku gak pernah jatuh cinta? Aku kan gak punya kewajiban buat
ngasih tahu kamu. Karena dikatakan atau tidak dikatakan, itu tetap cinta[1].”
“Wah, masa
kata-katanya Tere liye dibawa-bawa juga sih?” protes Eza yang langsung
mengenali kalimat terakhir yang diucapkan Keyla. Keyla mengerlingkan sebelah
matanya.
“Kalian itu
ngebahas apa sih?” tanya Edo yang mulai tidak paham dengan arah pembicaraan Eza
dan Keyla.
“Kita itu
ngebicarain buku Edo, makannya sekali-kali baca buku juga, jangan cuma baca subtitle anime aja.” Jawab Keyla gemes.
“Alah, kamu juga
suka kan nonton anime.”
“Iya sih, tapi
aku kan juga suka baca buku.” Bela Keyla seraya tersenyum usil.
“Bener tuh kata
Keyla.” Dukung Eza ikut menyerang Edo. Merasa diejek, Edo mengerucutkan bibirnya
pura-pura ngambek sementara Keyla dan Eza yang melihat kekonyolan Edo tadi
malah tertawa geli tanpa berniat meminta maaf.
****
Yang mau tahu kelanjutannya, bisa baca sendiri
di bukunya yang bisa dipesan di: https://www.facebook.com/photo.php?fbid=1539715833010114&set=pb.100009151375317.-2207520000.1463477214.&type=3&theater
0 komentar:
Posting Komentar