Selasa, 17 Mei 2016

Called Love_#Edisi Hasil Ngayal

Called Love adalah cerpen yang gue ikut sertain dalam event 'Jatuh Cinta Kepada Sahabat' yang diadain Penerbit Hanami. Jujur, adegan awal di cerpen ini adalah adegan pembuka yang paling gue suka dari semua cerpen yang pernah gue buat sampe sekarang.
Sumber: fb penerbit
Called Love
“Gimana Key? Apa kamu bersedia?” tanya Ken setelah berhasil membuat tiap mata yang ada di kantin itu terfokus padanya karena pengakuan cinta yang begitu jantan.
            Tiba-tiba Keyla berdiri kemudian membungkuk dalam-dalam. “Terima kasih atas kejujuranmu, aku sangat menghargainya. Tapi maaf, saat ini aku belum bisa mencintaimu.”
Bibir Ken tertarik asimetris membentuk seulas senyum yang menawan. “Baiklah kalau kamu belum bisa menerimaku. Tapi aku tak akan menyerah sampai kamu mencintaiku.” Tutup Ken sebelum pergi meninggalkan kantin, menyudahi tontonan romance yang serta-merta membuat orang-orang yang mengerumuninya kembali melanjutkan aktifitas mereka yang sempat ditunda.
“Ken nembak kamu?” Tanya pemuda yang akrab dipanggil Eza itu setelah duduk di samping Keyla dengan ekspresi datar seakan kurang tertarik dan dibalas anggukan Keyla.
“Wah kurang kerjaan banget tu anak. Dia tu bodoh atau apa ya? Padahal kamu udah sering ngasih kode penolakan ke dia, tapi dia masih aja nekad buat nembak kamu.” Imbuh Edo yang tiba-tiba nimbrung obrolan meraka berdua tanpa merasa bersalah karena membuat Eza dan Keyla duduk berhimpitan akibat ukuran tubuhnya yang menghabiskan lebih banyak tempat dibandingkan orang normal.
“Iya, sama bodohnya kaya kamu yang selalu ngejar-ngejar Mala anak IPA dua itu!” tuduh Keyla membalikkan kata-kata Edo.
“Rasain tuh senjata makan tuan!” Seloroh Eza yang ikut terkekeh mendengar kalimat yang dilontarkan Keyla.
“Yeee, itu sih beda. Sikap gue itu namanya kegigihan!” Elak Edo tak mau kalah. Keyla dan Eza saling melempar pandang kemudian terkekeh bersama.
****
Setelah meminjam buku di perpustakaan untuk tugas bahasa Indonesia, Keyla dan Eza berjalan dalam diam menuju halte di depan sekolah mereka sebelum akhirnya pekikan Eza memecah keheningan.
“Aduh! Aku lupa sesuatu Key, kamu duluan aja ntar aku nyusul!” tanpa menunggu jawaban Keyla, Eza memutar arah dan melambaikan tangan kanannya sebelum benar-benar berlari menjauhi Keyla.
“Lagi nunggu bus ya Key?” tanya Ken yang masih setia duduk di motor CB150R warna merah kesayangannya ketika melihat Keyla di halte.
“Mending aku anterin aja dari pada entar kesorean, apalagi udah mendung kaya gini.” Lanjut Ken berusaha membujuk Keyla.
“Oke deh, tapi gratis kan?” tanya Keyla sedikit usil.
“Sip!” seru Ken yang terlihat girang.
****
“Bacanya serius amat Key?” sapa seseorang yang hanya dibalas seulas senyum oleh Keyla tanpa mau repot-repot menoleh ke asal suara tersebut.
“Eh udah ngumpulin hadiah buat moment berbagi di acara puncak ulang tahun sekolah belum?” tanya suara itu lagi tanpa merasa tersinggung setelah cukup diabaikan.
“Belum, entar aja.” Ucap Keyla datar. Ketika Keyla membuka lembar selanjutnya, sepotong kertas mendadak terjun bebas ke lantai.
“Itu apa Key? Tanya Edo yang lebih dulu menyadari keberadaan kertas itu. Keyla mengedikkan bahunya sebelum mengambil kertas itu untuk dilihat.
Dear Keyla: Terima kasih telah hadir dalam hidupku. Terima kasih karena telah menghadirkan debaran aneh yang sensasinya mengandung candu. Aku tak akan meminta maaf karena mimiliki rasa kepadamu. Kamu juga tak perlu merasa bersalah atau terganggu. Aku hanya ingin kamu tahu, ada seseorang yang selalu bahagia melihat senyummu. Dan ada seseorang yang menjaga hatinya hanya untukmu.
“Wah, kamu dapat pengagum rahasia. Atau jangan-jangan itu dari Ken, kan dia sendiri yang bilang kalau dia gak akan nyerah sampai kamu jantuh cinta sama dia.” Terka Edo mengandai-andai sementara Keyla hanya terdiam menatap kertas itu.
****
 “Key! Za! Aku punya kabar gembira nih. Aku sama Mala bakal jadi MC buat acara diesnatalis sekolah! Keren kan? Emang kalau jodoh itu gak kemana ya?” Edo senyum-senyum sendiri membayangkan akan berpasangan dengan Mala di atas panggung sementara Eza dan Keyla menggelengkan kepala pasrah.
“Gini nih kalau orang lagi jatuh cinta. Sukanya ngehubung-hubungin apa aja biar imajinasinya terkesan nyata.” Kata Keyla berkomentar rasional.
“Kamu mah syirik Key! Makannya cepet jatuh cinta biar tahu gimana rasanya!”
“Emangnya tahu dari mana kalau aku gak pernah jatuh cinta? Aku kan gak punya kewajiban buat ngasih tahu kamu. Karena dikatakan atau tidak dikatakan, itu tetap cinta[1].”
“Wah, masa kata-katanya Tere liye dibawa-bawa juga sih?” protes Eza yang langsung mengenali kalimat terakhir yang diucapkan Keyla. Keyla mengerlingkan sebelah matanya.
“Kalian itu ngebahas apa sih?” tanya Edo yang mulai tidak paham dengan arah pembicaraan Eza dan Keyla.
“Kita itu ngebicarain buku Edo, makannya sekali-kali baca buku juga, jangan cuma baca subtitle anime aja.” Jawab Keyla gemes.
“Alah, kamu juga suka kan nonton anime.”
“Iya sih, tapi aku kan juga suka baca buku.” Bela Keyla seraya tersenyum usil.
“Bener tuh kata Keyla.” Dukung Eza ikut menyerang Edo. Merasa diejek, Edo mengerucutkan bibirnya pura-pura ngambek sementara Keyla dan Eza yang melihat kekonyolan Edo tadi malah tertawa geli tanpa berniat meminta maaf.
****

Yang mau tahu kelanjutannya, bisa baca sendiri di bukunya yang bisa dipesan di: https://www.facebook.com/photo.php?fbid=1539715833010114&set=pb.100009151375317.-2207520000.1463477214.&type=3&theater


[1] Judul kumpulan sajak karya Tere Liye
Categories:

0 komentar:

Posting Komentar