Pertama kali bikin
cerita (dari awal-akhir) mungkin kelas 2 SD. Agak lupa kapan tepatnya, yang jelas
cerita yang gue bikin tentang kupu dan kumbang yang minta pendapat mawar, siapa di antara mereka yang lebih baik. Pokoknya cerita tentang kesombongan gitu.
Aneh, klise, ngebosenin.
Itu komentar gue setelah baca ulang beberapa tahun kemudian. Kalo dari komentar
gue barusan, cerita tadi kayaknya sangat mengecewakan ya? Iya dan tidak. Karena dulu, waktu
selesai nulis cerita itu, gue enggak ngerasa cerita itu jelek. Bahkan mungkin gue
bangga bisa bikin cerita fiksi. Beberapa temen yang bersedia baca tulisan ceker
ayam gue juga bilang ’bagus’ waktu itu. Meski gue enggak jamin komentar mereka jujur
atau bohong, gue tetep seneng.
Seinget gue, dulu
setiap awal ajaran baru, guru bahasa Indonesia juga selalu ngasih tugas buat bikin
cerita dari pengalaman pribadi selama liburan. Dan seperti anak-anak kecil yang kurang
perhatian pada umumnya (termasuk gue), gue selalu minta komentar temen-temen gue yang
lain.
Gue mulai aktif nulis
fiksi pas kelas 2 SMP (meski enggak bener-bener produktif) gara-gara cerpen gue
yang enggak sengaja nampang di mading perpus, dibaca guru bahasa Indonesi dan akhirnya
dikirim buat ikutan lomba. Meski enggak lolos, tapi sejak kejadian itu gue jadi
cukup PD buat nulis fiksi. Hehe.
Komentar demi komentar
jadi sering gue denger pas temen-temen nimbrung buat baca karya-karya gue. Tapi
rata-rata komentarnya cuma komentar standar pada umumnya (bagus, lucu, menarik,
dsb. Tapi masih mending sih dari pada yang enggak komen sama sekali).
Sebenernya agak bosen
denger komentar kurang membangun kaya gitu. Gue lebih suka kalo ada yang bilang
’alurnya bagus tapi penggambarannya kaya anak SD (baca: sederhana), ’bagian ini
bikin baper, tapi endingnya kok kaya gini sih?’.
Yah, intinya sih
gue lebih suka komentar yang nunjukin di mana keunggulan dan kekurangan karya-karya
gue supaya karya selanjutnya bisa gue perbaiki. Gue yakin mayoritas penulis atau
yang pingin jadi penulis kaya gue punya pendapat serupa.
Yosh! Semoga setelah
baca meracau edisi kali ini, pembaca jadi makin aktif buat kasih kritik dan saran
buat semua karya yang kalian nikmati.
Mari dukung dan motivasi
penulis dengan komentar berkualitas! #Semangat!
Catatan: karena ini edisi meracau, jangan
diambil hati dan maksain diri kasih komentar panjang ya?! Itu semua tetap hak kalian
kok ^_^
0 komentar:
Posting Komentar