Senin, 27 Juni 2016

Komentar_#Edisi Meracau

Pertama kali bikin cerita (dari awal-akhir) mungkin kelas 2 SD. Agak lupa kapan tepatnya, yang jelas cerita yang gue bikin tentang kupu dan kumbang yang minta pendapat mawar, siapa di antara mereka yang lebih baik. Pokoknya cerita tentang kesombongan gitu.
Aneh, klise, ngebosenin. Itu komentar gue setelah baca ulang beberapa tahun kemudian. Kalo dari komentar gue barusan, cerita tadi kayaknya sangat mengecewakan ya? Iya dan tidak. Karena dulu, waktu selesai nulis cerita itu, gue enggak ngerasa cerita itu jelek. Bahkan mungkin gue bangga bisa bikin cerita fiksi. Beberapa temen yang bersedia baca tulisan ceker ayam gue juga bilang ’bagus’ waktu itu. Meski gue enggak jamin komentar mereka jujur atau bohong, gue tetep seneng.
Seinget gue, dulu setiap awal ajaran baru, guru bahasa Indonesia juga selalu ngasih tugas buat bikin cerita dari pengalaman pribadi selama liburan. Dan seperti anak-anak kecil yang kurang perhatian pada umumnya (termasuk gue), gue selalu minta komentar temen-temen gue yang lain.
Gue mulai aktif nulis fiksi pas kelas 2 SMP (meski enggak bener-bener produktif) gara-gara cerpen gue yang enggak sengaja nampang di mading perpus, dibaca guru bahasa Indonesi dan akhirnya dikirim buat ikutan lomba. Meski enggak lolos, tapi sejak kejadian itu gue jadi cukup PD buat nulis fiksi. Hehe.
Komentar demi komentar jadi sering gue denger pas temen-temen nimbrung buat baca karya-karya gue. Tapi rata-rata komentarnya cuma komentar standar pada umumnya (bagus, lucu, menarik, dsb. Tapi masih mending sih dari pada yang enggak komen sama sekali).
Sebenernya agak bosen denger komentar kurang membangun kaya gitu. Gue lebih suka kalo ada yang bilang ’alurnya bagus tapi penggambarannya kaya anak SD (baca: sederhana), ’bagian ini bikin baper, tapi endingnya kok kaya gini sih?’.
Yah, intinya sih gue lebih suka komentar yang nunjukin di mana keunggulan dan kekurangan karya-karya gue supaya karya selanjutnya bisa gue perbaiki. Gue yakin mayoritas penulis atau yang pingin jadi penulis kaya gue punya pendapat serupa.
Yosh! Semoga setelah baca meracau edisi kali ini, pembaca jadi makin aktif buat kasih kritik dan saran buat semua karya yang kalian nikmati.
Mari dukung dan motivasi penulis dengan komentar berkualitas! #Semangat!


Catatan: karena ini edisi meracau, jangan diambil hati dan maksain diri kasih komentar panjang ya?! Itu semua tetap hak kalian kok ^_^

0 komentar:

Posting Komentar